Rabu, 23 Februari 2011

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR MANUSIA DAN CINTA KASIH

[Enter Post Title Here]


TUGAS ILMU BUDAYA DASAR
TENTANG MANUSIA & CINTA KASIH


Disampaikan oleh Maha Guru Ching Hai,
Pertemuan di  Prancis, 17 Februari 2009
(Asal bahasa Inggris)
Sangat sulit untuk memiliki cinta seperti ini, cinta tanpa syarat. Maksud saya cinta sejati, CINTA-nya cinta. Tidak hanya cinta antara wanita dan pria, tidak hanya cinta antara saudara dan sahabat, tetapi cinta itu sendiri, Anda paham, SANG CINTA; sangat sulit untuk dimiliki. Tentu saja Anda dapat memulainya dengan cinta terhadap anggota keluarga, sahabat, suami, dan istri, sebagai contoh, atau teman laki-laki dan perempuan.
Cinta hadir di antara Anda, bahkan terkadang di antara musuh. Dengan cinta ini, kita dilahirkan. Bahkan sebelum kita datang ke sini, kita telah memiliki cinta ini; namun lama-lama, selain masyarakat menanggalkannya atau pengalaman buruk membuat kita kecewa, kita kemudian menguncinya. Kadang kita hanya menutup pintu, kita tidak menguncinya;  tapi setelah dua bulan atau dua apapun, kita benar-benar menguncinya dan kita tidak ingin membukanya lagi lalu membuang kuncinya.
Jadi, cinta itu tidak memiliki kesempatan untuk berkembang lagi, untuk membuka diri dan menyebar ke segala penjuru. Bila kita terus berpegang pada cinta tersebut, kita tidak akan pernah kehilangannya. Bila kita kehilangan cinta, itu karena kita menginginkannya; kita hanya ingin bertindak yang berlawanan dengan cinta. Jika tidak, setiap orang dapat benar-benar kehilangan cinta, kapan saja; dengan alasan apapun. Hidup ini sudah cukup membuat kita kehilangan segalanya, belum membahas perihal cinta! Tetapi kita selalu memilikinya, hanya saja kita harus menggunakannya, karena hanya itu yang kita miliki. Itulah diri kita: cinta. Bila kita tidak menggunakannya, maka tentu saja ia menjadi seperti tertutup atau menyusut; ia masih ada di sana, hanya saja tidak berkembang, tidak diperbarui, tidak digunakan atau dimanfaatkan dalam hal apapun.
Ketika melalui beberapa kesempatan atau situasi, atau setiap kali Anda merasa bahwa Anda siap mati untuk orang lain, itu berarti Anda memilikinya. Anda memilikinya secara total. Anda tidak keberatan untuk mengorbankan diri Anda sendiri atau hidup Anda untuk anak-anak Anda, untuk istri Anda, ibu Anda, ayah Anda atau bahkan anjing Anda. Pada saat itu, Anda terhubung secara total dengan cinta Anda. Dan bila Anda terus seperti ini, setiap saat selalu dalam sikap mental seperti ini, maka Anda tidak membutuhkan saya. (Guru dan setiap orang tertawa) Anda tidak membutuhkan saya sama sekali. Anda sudah siap di jalan Anda menuju Surga, tingkat lima, level apapun yang tersedia.
Cinta seperti itu tidak perlu ada air mata, atau pelukan, atau tulisan surat, atau kalimat-kalimat yang indah atau puisi yang agung; ia tidak harus seperti itu. Cukup menyadarinya di dalam hati Anda bahwa Anda bersedia memberikan hidup Anda apabila diperlukan, kepada siapa saja. Bila hati Anda seperti itu, sadar bahwa Anda yang berkuasa di dalam diri Anda sendiri, bahwa Anda benar-benar berada di dalam cinta tersebut dan Anda tidak akan kehilangannya, maka Anda sungguh agung.
Tetapi hal lain kadang berhubungan dengan karma... seperti dalam kehidupan yang lalu, seseorang telah menyelamatkan Anda dan di kehidupan ini, Anda bersedia menyelamatkan orang tersebut. Jadi hal tersebut bukanlah cinta, itu hanya karena dorongan karma yang membuat Anda bertindak demikian. Tetapi bila Anda melakukan itu dengan CINTA di dalam hati Anda, Anda mengerti maksud saya? Bila Anda bersedia untuk berkorban, bila Anda menghendakinya, secara sadar melakukannya, itu hal yang berbeda.
Jadi ada dua atau tiga jenis yang disebut dengan cinta tanpa syarat. Terkadang kelihatan seperti cinta tanpa syarat, tetapi itu hanya karena dorongan karma atau terkadang pembayaran kembali. Seperti saat terakhir, ketika seseorang yang begitu baik pada Anda melakukan sesuatu yang luar biasa kepada Anda, maka di kehidupan sekarang Anda berjanji untuk kembali dan melakukan apapun untuk membayar kembali semua kebaikannya. Hal ini melekat di dalam diri Anda, tercetak di dalam hati Anda. Jadi Anda ingin melakukan apapun untuk orang tersebut, bahkan menyerahkan hidup Anda. Itu merupakan perasaan yang dalam hanya untuk satu orang saja dan itu berbeda.
Tetapi bila Anda ingin berkorban untuk siapa saja kapanpun dibutuhkan, maka itu berbeda. Ketika orang tersebut membutuhkan atau ketika situasi membutuhkan, dan Anda bersedia mengorbankan hidup Anda sehingga orang itu tetap aman dan bertahan hidup, itu hal yang berbeda. Itulah cinta tanpa syarat yang sebenarnya, bukan cinta yang mungil, bukan untuk seseorang yang Anda sukai. Itu juga baik, tetapi tidak sebaik bila Anda berkorban untuk setiap orang, bahkan orang asing sekalipun.

Seperti cinta yang Tuhan miliki untuk murid-murid-Nya pada saat itu atau untuk umat manusia pada saat itu: Ia tidak hanya berkorban untuk murid-murid-Nya. Tentu saja Ia melakukan itu untuk para murid-Nya, karena Ia mengambil alih semua konsekuensi karma murid-murid-Nya pada saat itu; namun termasuk karma kolektif dari seluruh planet. Ia tentu saja tidak dapat mengubah planet dalam satu malam, beberapa bagian karma akan menjadi tanggungan-Nya karena seorang murid terhubung dengan murid lainnya atau dengan orang lain, dan orang lain itu juga terhubung... jadi pada dasarnya seluruh umat manusia, semuanya terhubung.
Teori Segitiga Cinta (Bukan Cinta Segitiga): Komitmen, Keintiman, Gairah
Cinta ada di mana-mana.  Salah satu penulis kami, Mr. Commitment, akhirnya mengambil keputusan terpenting dalam hidupnya; Dia menikah pada hari Minggu, 16 Januari yang lalu. Sementara, Ms. Lovely, baru-baru ini memperkenalkan seorang teman pria, yang sudah ia kenal cukup lama, sebagai kekasihnya. Hari Kasih Sayang sudah dekat. Jadi untuk anda yang sedang kasmaran, atau sedang mencari cinta, yang sedang kepenuhan cinta… ataupun sedang patah hati, perkenankan kami menyuguhkan pada anda sebuah TEORI tentang CINTA.
Seorang psikolog Amerika, Robert J. Sternberg, mengembangkan Teori Segitiga Cinta. Menurut beliau, semua jenis hubungan, baik itu hubungan pertemanan, kekasih, pasangan hidup ataupun belahan jiwa, memiliki salah satu dari 3 elemen ini; KEINTIMAN, GAIRAH dan KOMITMEN.
www.google.com
KEINTIMAN adalah kedekatan emosional, yang melibatkan tingkat kepercayaan yang tinggi antara dua individu.
GAIRAH adalah perasaan romantis, ketertarikan secara fisik dan seksual.
KOMITMEN adalah upaya sadar untuk menjaga hubungan.
Sternberg melihat cinta sebagai segitiga sama sisi. Ketiga belah sisi harus memiliki panjang yang sama. Jika ada ketimpangan apapun maka segitiga tersebut akan miring atau melengkung, yang berarti bahwa konsep cinta tidak akan bisa berlanjut atau bertahan. Perlu diingat bahwa sebuah hubungan itu selalu berkembang dan umumnya berubah bentuk yang berbeda dari bentuk cinta semula karena berjalan melalui berbagai tahap. Cinta itu tidak statis. Cinta sangat dinamis. Juga harus diingat bahwa Teori Segitiga Cinta ini berlaku untuk segala jenis hubungan: saudara, persahabatan, dan kekasih.
1295941657133309163

1. CONSUMMATE LOVE
Ini adalah cinta ideal yang diimpikan setiap orang. Semua 3 elemen sangat seimbang. Bentuk sempurna sama sisi: tingkat kepercayaan yang tinggi + bergairah + dan berkomitmen penuh.
Saya coba untuk memberikan contoh seperti apa Cinta yang Sempurna itu, tidak mudah … tapi mari kita lihat; Apakah Anda pernah melihat sepasang suami istri merayakan ulang tahun ke-50 mereka, masih saling memandang penuh gairah meskipun semua sudah keriput dan beruban, masih romantis terhadap satu sama lain, masih berpegangan tangan, (dan bahkan masih bercinta), masih menghabiskan banyak waktu bersama-sama seolah-olah orang-orang yang lain itu tidak penting. Ini mungkin yang bisa disebut Cinta yang Sempurna. Bagi pasangan yang baru menikah mungkin merasa bahwa mereka memiliki tipe cinta yang ideal ini, namun hanya dengan melewati perjalanan hidup, mereka akan mengetahui apakah cinta yang mereka miliki adalah Cinta yang Sempurna atau bentuk lainnya
2. LIKING
Suka: jika Keintiman adalah satu-satunya elemen yang ada dalam suatu hubungan, tanpa hasrat atau komitmen, hasilnya adalah PERSAHABATAN. Dua orang hanya “MENYUKAI” satu sama lain, bukan “MENCINTAI” satu sama lain
Contoh:
- Hubungan antara 2 individu sebagai teman atau sahabat.
- Pasangan
yang mungkin memulai pernikahan mereka dengan Cinta yang Sempurna. Jika seiring berjalannya waktu, mereka menjadi tidak lagi saling tertarik satu sama lain dan tidak lagi memiliki komitmen yang mengikat pernikahan mereka, ada kemungkinan mereka memutuskan untuk berpisah dan tetap menjadi teman.
- Untuk pasangan
yang sudah menikah, hilangnya komitmen dan passion bisa menyebabkan terjadinya affair atau hadirnya pihak ketiga di dalam hubungan mereka. Pasangan ini, karena mempunyai hubungan yang baik, masih bisa menjaga hubungan pertemanan mereka.
3. INFATUATION LOVE
NAFSU: Jika Gairah adalah satu-satunya yang mendominasi, maka hasilnya adalah keinginan fisik, atau nafsu (yang tidak berarti). Hubungan hanya didasarkan pada kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan seksual. Tidak ada ikatan emosi dan komitmen
ontoh:
- Cinta pada pandangan pertama
- Hubungan sex secara kasual (One night stands) cocok untuk jenis ini (tetapi apakah itu bisa dikatakan cinta????)
- Hubungan sex dengan pekerja sex
4. EMPTY LOVE
CINTA YANG HAMPA: Komitmen hanyalah elemen yang hadir. Tidak ada gairah fisik atau kedekatan emosional yang mendasarinya.
Contoh:
- Pernikahan tanpa cinta, yang biasanya terjadi dalam suatu perjodohan.
- Atau sepasang suami istri yang tidak lagi memiliki gairah atau keintiman,
namun mereka takut untuk bercerai karena alasan budaya atau agama. Mereka mungkin juga tinggal bersama demi anak-anak meskipun mereka tidak mencintai satu sama lain dan sering berkelahi.
5. ROMANTIC LOVE
CINTA yang ROMATIS: Keintiman dan Gairah adalah elemen yang mendominasi di dalamnya.
Contoh:
- Pasangan baru; menikmati kebersamaan dan sangat tertarik satu sama lain. Namun, mereka tidak/belum memiliki komitmen untuk masa depan.
- TTM; mereka mungkin memiliki ketertarikan dan kedekatan yang kuat, mereka seolah tidak dapat terpisah, namun belum bersedia berkomitmen.
- Jika perkawinan jatuh ke tahap ini, di mana komitmen memudar, satu pihak mungkin telah berselingkuh, sementara / pasangannya masih percaya bahwa cinta mereka masih akan kuat.
[Ingat salah satu lagunya Julio Iglesias? Yang diberi judul; To All The Girls I Have Loved Before…]
To all the girls I’ve loved before
Who travelled in and out my door
I’m glad they came along
I dedicate this song
To all the girls I’ve loved before…
Para Gadis, waspadalah pada pria tipe ini! Mereka mudah sekali untuk menjalin cinta tanpa keinginan untuk berkomitmen.
6. FATUOUS LOVE
CINTA BUTA: Hubungan yang didasarkan pada Gairah dan Komitmen
Contoh:
- 2 sejoli yang bertemu di Bali dan bersenang-senang bersama, lalu memutuskan untuk menikah tanpa mengenal satu sama lain dengan baik.
- Atau 2 orang yang tertarik secara fisik terhadap satu sama lain, berhubungan seks dan menyebabkan kehamilan. Mereka memutuskan untuk memasukkan perkawinan meskipun mereka tidak saling mengenal dengan baik.
7. COMPANIONATE LOVE
CINTA REKANAN: Hubungan yang dilandasi pada Keintiman dan Komitmen saja.
Contoh:
- Pasangan menikah, yang bahagia satu sama lain namun sudah tidak memiliki gairah seksual lagi. Mereka bisa terlihat sangat harmonis karena mereka masih menikmati kedekatan satu sama lainnya.
- Hubungan pertemanan yang telah lama dan sedikit lebih berani melangkah, mengikatkan hubungan mereka ke jenjang pernikahan.
Namun walaupun cinta yang ideal memiliki 3 unsur seimbang, itu tidak berarti bahwa sebuah hubungan tidak bisa bahagia tanpa unsur-unsur yang lengkap. Persahabatan, companionate love dan kasih sayang bisa mengisi kehidupan seseorang dengan kebahagiaan. Dibutuhkan dedikasi dan usaha untuk membuat cinta bisa berakhir selamanya
When I Fall in Love – Nat King Cole
When I fall in love
It will be forever
Or I’ll never fall in love
In a restless world like this is
Love is ended before it’s begun
And too many moonlight kisses
Seem to cool in the warmth of the sun
When I give my heart
It will be completely
Or I’ll never give
My heart
And the moment I can feel that
You feel that way too
Is when I fall in love with you

 


PENGERTIAN KASIH SAYANG, CINTA KEMESRAAN DAN PEMUJAAN
Kasih sayang, dan cinta merupakan milik semua orang. Manifestasi dari kasih sayang dan cinta dapat menciptakan lingkungan yang tenteram. Karena setiap individu menyadari makna yang paling hakiki dari rasa kasih sayang dan cinta. Dengan kasih sayang kita akan selalu menghargai karya orang lain.

Dengan cinta kita selalu menjaga lingkungan yang harmonis. Lingkungan yang harmonis berarti lingkungan yang berimbang dan jauh dari perusakan. Kemesraan merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia, yang berwujud bentuk seni. Bentuk seni dapat berbentuk seni rupa, seni pahat, seni sastra, seni suara. Pemujaan merupakan perwujudan cinta manusia kepada Tuhan. Kecintaan kepada Tuhan ini oleh manusia di antaranya diwujudkan dalam bentuk-bentuk pemujaan atau yang lebih kita kenal sebagai tempat beribadah.

 

 

Pemahaman Mengenai Belas Kasih

Oleh: praktisi di China

(Kebijakanjernih.net) Belas kasih dinyatakan berbeda pada tingkat yang berbeda. Ketika kita menghadapi berbagai masalah, kita harus menggunakan Fa untuk membimbing dengan benar dalam menanganinya secara belas kasih.

Praktisi Tua Seharusnya Tidak Terlalu Terikat dengan Perasaan

Meskipun benar orang harus mencintai dan merawat orang tua dan anak-anaknya, penting untuk tidak menjadi ekstrim, karena dapat berefek negatif.

Seorang praktisi berusia enam puluh tahun telah melakukan tiga hal dengan baik  sampai ia mulai mengurus ibu mertuanya sepanjang waktu. Dia merawatnya sampai meninggal dunia. Ayah mertuanya, kemudian memerlukan perawatan dan ini berlangsung bertahun-tahun. Dia menjadi begitu lelah sehingga tidak dapat membaca Fa atau melakukan latihan Falun Gong tanpa jatuh tertidur. Hal ini menganggunya untuk melakukan tiga hal dengan baik. Meskipun rekan-rekan praktisi mengingatkan tentang kondisinya, dia bersikeras bahwa jika praktisi tidak dapat berbelas kasih kepada anggota keluarga mereka sendiri, maka mereka bahkan tidak memenuhi syarat sebagai orang baik. Saya merasa ia telah lupa tanggung jawabnya yang lebih besar untuk penyelamatan manusia. Selain itu, keluarganya berkecukupan dan mampu mempekerjakan seseorang untuk membantu merawat ayah mertuanya. Dia juga bisa meminta suami dan anak untuk berbagi tanggung jawab, tapi dia tidak melakukan semua itu. Saya percaya bahwa mencurahkan seluruh waktunya untuk merawat ayah mertua mengarah ke ekstrim karena dilakukan dengan mengorbankan tugasnya yang lain. Dipenjara adalah sebuah bentuk penganiayaan. Membiarkan penyakit orang lain menghentikan Anda melakukan tiga hal juga salah satu bentuk penganiayaan.

Praktisi lain dengan masalah serupa mempekerjakan orang untuk membantunya. Jadi, segalanya beres dan ayah mertuanya meninggal tanpa penyesalan. Ketika para praktisi tidak melakukan tiga hal, mereka mengikuti pengaturan kekuatan lama.

Demikian pula, ketika kita mengurus anak-anak kita, sangat penting untuk tidak mengarah ke ekstrim. Aku tahu seorang praktisi yang mengurusi semua kebutuhan cucunya yang berusia enam tahun. Perhatian yang berlebihan kepada cucunya menyebabkan dia tidak memperhatikan kultivasinya sendiri.

Guru berkata di artikel "Larangan bagi Orang yang Xiulian" dari Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju,

“Terikat dengan hubungan perasaan kekeluargaan, pasti akan dibuat letih olehnya, terjerat olehnya, tersiksa olehnya, dengan memegang erat tali hubungan perasaan kekeluargaan akan menanggungnya seumur hidup, pada akhir usianya menyesalpun sudah terlambat.”

Sebagai praktisi, kita harus ketat mengikuti Fa dalam setiap pikiran dan tindakan, menghilangkan keterikatan, dan menghindari perasaan berlebihan. Kalau tidak, bagaimana kita dapat kembali ke rumah bersama Guru?

Praktisi Tidak Boleh Terikat pada Pekerjaan Mereka

Beberapa praktisi yang bertugas di badan-badan pemerintah bekerja sangat keras sehingga mereka tidak mengambil libur akhir pekan. Lebih jauh lagi, mereka tidak meminta uang lembur. Dengan demikian, para pengawas mereka senang dan meminta mereka mengambil tanggung jawab yang tidak ada dalam deskripsi pekerjaan mereka. Misalnya, mereka diminta untuk menghibur, minum dan bermain poker dengan tamu. Praktisi di lingkungan seperti itu sulit menghindari situasi sulit seperti itu. Bukankah ini bentuk penganiayaan yang diatur oleh kekuatan lama? Tentu saja, kita harus melakukan tugas sebaik-baiknya, tapi sekali lagi harus ada keseimbangan dan batas. Bagaimana Anda bisa tetap menjadi seorang praktisi ketika Anda membiarkan pekerjaan Anda memiliki prioritas yang lebih tinggi daripada kultivasi sendiri? Apa tujuan Anda yang sebenarnya dalam hidup? Pekerjaan atau kembali ke rumah Anda yang sesungguhnya?

Kita Harus Mengenali Belas Kasih yang Sejati yaitu Menyelamatkan Makhluk Hidup

Dalam "Ceramah Fa pada Konferensi Fa Washington DC 2009," Guru berkata,

"Penampilan terbesar dari kebaikan adalah belas kasih, ia adalah perwujudan energi yang raksasa. Ia dapat membuat segala sesuatu yang tidak benar tercerai-berai."

Jadi apa arti belas kasih dalam kultivasi? Guru berkata dalam Zhuan Falun,

"Karena berkultivasi Shan akan dapat menimbulkan hati yang maha belas kasih, dan sekali timbul rasa belas kasih, orang akan melihat segala makhluk hidup adalah menderita, oleh karena itu timbul suatu keinginan, yakni keinginan menyelamatkan segala makhluk hidup secara universal."

Pemahaman saya adalah pernyataan itu memiliki makna lebih dalam bahwa Shan terbesar adalah menyelamatkan makhluk hidup. Dalam Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju II Guru berkata di artikel "Rasional,"

"Dengan akal budi membuktikan kebenaran Fa, dengan kebijaksanaan mengklarifikasi fakta, dengan belas kasih menyebarkan Fa dan menyelamatkan manusia di dunia..."

Di daerah kami, ada banyak praktisi yang mampu membuktikan Fa dengan cara mereka sendiri dan kadang-kadang bekerja sebagai satu tubuh untuk menyelamatkan manusia. Salah satu praktisi lansia dulu mengidap kanker hati, namun sembuh setelah ia berlatih Falun Gong. Dia telah mengatasi keterikatan akan ketenaran, kekayaan dan emosi. Selama periode pelurusan Fa, dia telah melakukan lebih banyak dari praktisi muda. Dia sering mengatakan, "Masalah pribadi terbesar adalah masalah kecil. Masalah terkecil dalam menyelamatkan manusia adalah masalah besar." Dia telah memperlakukan dirinya dengan cara ini selama bertahun-tahun dan telah melakukan tiga hal dengan baik.

Kita perlu melakukan dengan baik dalam segala aspek kehidupan kita, dari keluarga, hingga pekerjaan dan kultivasi kita. Ini memerlukan penyeimbangan semua hal dengan baik, tidak terikat pada salah satu bidang. Kita harus berbelas kasih dalam semua bidang kehidupan kita, tetapi di atas semuanya, menyelamatkan makhluk hidup harus menjadi prioritas utama kita.

Chinese: http://www.minghui.org/mh/articles/2009/9/3/207630.html
English: http://www.clearwisdom.net/html/articles/2009/9/14/110797.html




http://erabaru.net/images/stories/wtwt00.jpgDahulu saya pernah mendengar banyak orang bijak yang mengatakan belas kasih adalah suatu sikap hati yang sangat mulia, adalah suatu manifestasi dari kecerdasan. Namun, dalam pengejarannya terhadap nama dan materi keuntungan yang berada di dunia, manusia seringkali tidak bisa menghayati dan memahami makna yang sebenarnya dari belas kasih.
Di dalam kehidupan nyata, jika kita tidak bisa mengubah konsep mementingkan diri sendiri yang terbentuk sejak lahir ini, sudah pasti kita tidak akan bisa memperlakukan orang lain dengan belas kasih. Setelah benar-benar masuk dalam jalan kultivasi, saya baru berangsur-angsur memahami makna belas kasih.
Hati yang berbelas kasih bisa menghubungkan energi dan menginisiasi energi yang tanpa batas. Belas kasih itu sendiri merupakan suatu medan  energi yang sangat besar.
Seberapa besar kelapangan dada seseorang, seberapa besar pula energi yang bisa dia dapatkan. Jika seseorang selalu memiliki hati belas kasih, maka kelapangan dada yang dia miliki juga bisa berlimpah-limpah bagaikan alam semesta, dia akan memiliki energi teramat besar hingga mampu menaklukkan segala-galanya.
Ketika seorang kultivator benar-benar bisa melepaskan hidup dan mati, yang terkandung di dalam hati kultivator tersebut adalah belas kasih yang kekal abadi. Berbeda dengan cara kejahatan mengatasi kejahatan di dunia, yang tidak efektif membasmi kejahatan sampai pada akarnya.
Ketika seseorang bisa mengunakan belas kasihnya untuk mengubah musuhnya, pada saat itu energi semacam itu akan menjadi senjata yang lebih ampuh bila dibandingkan dengan pisau dan pedang.
Seorang yang berbelas kasih, akan bermurah hati dan mengalah saat menerima serangan dari pihak lawan, akan membalas sindiran dan olokan orang dengan senyuman, akan dengan besar hati memaafkan kesalahan dan kesalah pahaman orang lain. Ia tidak tergesa-gesa dan tenang-tenang saja, menahan penghinaan tanpa berargumen, pikirannya penuh keprihatinan dan rasa kasihan atas penderitaan yang dialami oleh makhluk hidup, bersikap hambar dan tidak gentar, semua itu adalah sikap hati dari sang sadar yang kekal abadi.
Belas kasih memperlakukan seseorang tidak membutuhkan ucapan kata-kata yang terlalu banyak, tersenyum simpul saja sudah bisa meneruskan pikiran baik belas kasih ini kepada orang lain. Belas kasih merupakan suatu energi yang nyata, dia bisa melumerkan es dan salju yang berada di dalam hati manusia.
Menghadapi konflik antar manusia atau sekat diantara para kultivator, tidak peduli mereka berusaha dengan cara manusia yang manapun untuk menghilangkan, tidak akan mendapatkan cara penyelesaian secara tuntas, hal ini disebabkan oleh karena cara manusia itu kekurangan energi
Tetapi kekuatan dari belas kasih bisa menguraikan segala permusuhan, sehingga membuat segala perputaran sebab dan akibat yang berada didunia ini mendapatkan penyelesaian baik. Pancaran sinar belas kasih melebihi beribu-ribu kata, ia bisa membuat dendam dan sekatan yang berada di antara hati manusia dengan sekejab hilang tanpa berbekas.
Bila menyayangi seluruh makhluk hidup serta memberikan kebahagiaan kepada mereka, disebut dengan kasih. Merasakan penderitaan dan prihatin kepada mereka serta mencabut dan menghilangkan penderitaan mereka dan menyelamatkan roh jiwa seseorang agar tidak sampai menjadi bejat merupakan belas kasih yang paling besar bagi makhluk hidup.
Belas kasih merupakan suatu taraf kondisi bila seseorang bisa melepaskan keakuan sama sekali dan senantiasa berpikir demi orang lain. Hal ini juga merupakan pikiran baik yang murni dari seorang kultivator yang timbul setelah dia bisa melepaskan hasrat  keinginan dari kasih secara tuntas. Kekuatan dari pancaran sinar belas kasih itu tiada tara, sinar itu bisa melumerkan segala materi tidak hanya yang berada di dunia, tetapi juga menerangi segala sudut penjuru di alam semesta.
Belas kasih bisa menggugah pikiran baik yang tersimpan dalam hati paling dalam setiap makhluk hidup. Seorang kultivator walaupun jasadnya terjerumus di dalam kesengsaraan, belas kasih juga bisa dengan sekejab menjadi senjata yang paling ampuh, menumpas kejahatan, menyelamatkan jiwa yang masih tersisa akar kebaikannya.
Dengan menaruh hati belas kasih, dengan pikiran dan perilaku lurus, pasti akan tak terkalahkan. (Guan Ming/The Epoch Times/lin)



Menurut kamus umum bahasa indonesia karya w.j.s. poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka(kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tetarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka(sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.

Walaupun cinta kasih mengandung arti hampir bersamaan, namun terdapat perbedaan juga antara keduanya. Cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya; dengan kata lain bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.

Cinta memegang peran yang penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat dimasyarakat, dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antar manusia dengan tuhannya sehingga manusia menyembah tuhan dengan ikhlas, mengikuti perintahnya, dan berpegang teguh pada syariatnya.

Cinta memiliki tiga tingkatan, yaitu tinggi, menengah dan rendah.

Cinta tingkat tertinggi adalah cinta kepada tuhan.

Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orangtua, anak, saudara, istri atau suami dan kerabat.

Cinta tingkat terendah adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal.

Menurut ibnu al-arabi

Mari kita simak pendapat Ibnu al-arabi (tokoh filosofo islam) mengenai rasa cinta. Ibnu al-araby membagi cinta pada 3 tingkatan, yaitu:

1.Cinta Natural. cinta ini bersifat subjektif, kita lebih mementingkan keuntungan diri sendiri. Contohnya, kita dapat mencintai seseorang karna dia telah menolong kita, berbuat baik pada kita. Seperti cintanya seekor kucing pada majikannya karna telah merawatnya.

2.Cinta Supranatural. Cinta ini brsifat objektif, tanpa pamrih. dimana kita akan mencintai seseorang dengan tulus tanpa mengharapkan timbal balik walau masih ada muatan subjektif. Contohnya seperti cintanya seorang ibu pada anaknya, ia rela berkorban apapun dan bgaimanapun caranya demi kebaikan anaknya walaupun tanpa ada balasan (rasa cinta) dari anaknya tersebut. Pada tingkat inilah kita akan mulai memahami pepatah yang menyabutkan “CINTA TAK HARUS MEMILIKI”

3.Cinta Ilahi. Inilah kesempurnaan dari rasa cinta. Kita tidak hanya akan mendahulukan kepentingan objek yand kita cintai,. Lebih dari itu, ketika kita telah mencapai tingkatan ini kita tidak akan lagi melihat diri kita sebagai sesuatu yang kita miliki, penyerahan secara penuh, sirnanya kepentingan pribadi. Kita merasa bahwa apapun yang kita miliki adalah milik objek yang kita cintai.

Menurut KANG ZAIN

1. Cinta berbasis Shodr (lapisan hati luar)

2. Cinta berbasis Qolbu (lapisan hati tengah)

3. Cinta berbasis Fuad (lapisan hati dalam)

Mari kita simak,

1. Cinta berbasis Shodr (lapisan hati luar)

Ciri-cirinya adalah perasaan mudah gelisah, kecenderungan yang ada adalah untuk memiliki bukan untuk memberi. Sifatnya jasadi atau fisik. Dan kental sekali berbau dunia. Ingin punya ini dan ingin punya itu … tapi sering lupa mensyukuri apa yang sudah dimiliki.

2. Cinta berbasis Qolbu (lapisan hati tengah)

Ciri-cirinya adalah perasaan kadang gelisah tapi kadang tenang bahagia. Kadang menikmati tapi kadang menyesali. Kadang inget Tuhan tapi kadang inget kekasih hati ciptaan Tuhan. Perasaannya bolak-balik seperti Qolbu. Jika ia memiliki hati yang bersih maka walaupun ia mencintai makhluk Tuhan, ia tetap paham prosedur syariat yang harus dilewati. Sehingga ia bisa memiliki sesuatu dengan cara yang dirahmati Tuhan.

3. Cinta berbasis Fuad (lapisan hati dalam)

Inilah cinta yang sejati, sangat dalam dan penuh sensasi yang melupakan (dunia). Ia begitu dalam sehingga tidak mudah lepas, bahkan tidak bisa lepas. Hatinya bergantung penuh kepada Tuhan. Ia nyaris lupa akan dunia. Dan itulah yang jadi masalahnya. Ia terkadang lupa akan bajunya yang mungkin saja kurang pantas dilihat. Ia tidak lagi memikirkan penilaian orang terhadapnya. Itu sebabnya ia pun sering beristghfar karena khawatir tidak mampu mencintai Makhluk Tuhan, sehingga ada yang terzalimi karena begitu kuat cintanya kepada Tuhan. Hatinya tenang karena dekat kepada Tuhan, dan hatinya pun gelisah karena ingat dosa-dosanya yang tak mampu dilihatnya. Mungkin saja ia sampai bingung apalagi yang mau di-istighfari, padahal ia sangat menyukai istighfar dan taubat, tapi ia begitu anti berbuat maksiat.

Triangular Theory of Love

Di dalam teori ini, cinta digambarkan memiliki tiga elemen/komponen yang berbeda, yaitu : keintiman (intimacy), gairah/nafsu (passion), dan kesepakatan/komitmen (commitment). Teori ini dikemukakan oleh Robert Sternberg – seorang ahli psikologi. Berbagai gradasi maupun jenis cinta timbul karena perbedaan kombinasi di antara ketiga elemen tersebut. Suatu hubungan interpersonal yang didasarkan hanya pada satu elemen ternyata lebih rapuh daripada bila didasarkan pada dua atau tiga elemen.

Berdasarkan “Triangular Theory of Love” disebutkan beberapa bentuk-bentuk (wajah) cinta, yaitu :

1.       Menyukai (liking) atau pertemanan karib (friendship), yang cuma memiliki elemen intimacy. Dalam jenis ini, seseorang merasakan keterikatan, kehangatan, dan kedekatan dengan orang lain tanpa adanya perasaan gairah/nafsu yang menggebu atau komitmen jangka panjang.

2.       Tergila-gila (infatuation) atau pengidolaan (limerence), hanya memiliki elemen passion. Jenis ini disebut juga Infatuated Love, seringkali orang menggambarkannya sebagai “cinta pada pandangan pertama”. Tanpa adanya elemen intimacy dan commitment, cinta jenis ini mudah berlalu.

3.       Cinta hampa (empty love), dengan elemen tunggal commitment di dalamnya. Seringkali cinta yang kuat bisa berubah menjadi empty love, yang tertinggal hanyalah commitment tanpa adanya intimacy dan passion. Cinta jenis ini banyak dijumpai pada kultur masyarakat yang terbiasa dengan perjodohan atau pernikahan yang telah diatur (Era Siti Nurbaya dan Datuk Maringgih?)

4.       Cinta romantis (romantic love). Cinta jenis ini memiliki ikatan emosi dan fisik yang kuat (intimacy) melalui dorongan passion.

5.       Cinta persahabatan sejati (companionate love). Didapatkan pada hubungan yang telah kehilangan passion tetapi masih memiliki perhatian dan intimacy yang dalam serta commitment. Bentuk cinta seperti ini biasanya terjadi antar sahabat yang berlawanan jenis.

6.       Cinta semu (fatuous love), bercirikan adanya masa pacaran dan pernikahan yang sangat bergelora dan meledak-ledak (digambarkan “seperti angin puyuh”), commitment terjadi terutama karena dilandasi oleh passion, tanpa adanya pengaruh intimacy sebagai penyeimbang.

7.       Cinta sempurna (consummate love), adalah bentuk yang paling lengkap dari cinta. Bentuk cinta ini merupakan jenis hubungan yang paling ideal, banyak orang berjuang untuk mendapatkan, tetapi hanya sedikit yang bisa memperolehnya. Sternberg mengingatkan bahwa memelihara dan mempertahankan cinta jenis ini jauh lebih sulit daripada ketika meraihnya. Sternberg menekankan pentingnya menerjemahkan elemen-elemen cinta ke dalam tindakan (action). “Tanpa ekspresi, bahkan cinta yang paling besar pun bisa mati” kata Sternberg.

8.       Non Love, adalah suatu hubungan yang tidak terdapat satupun dari ketiga unsur tersebut. hanya ada interaksi namun tidak ada gairah, komitmen, ataupun rasa suka.

Study Kasus :

Pernah tidak sih mendengar cerita dari sahabatmu atau temanmu yang bercerita tentang pacarnya ?

Tentang indahnya punya pacar ? tentang bahagia yang di dapatkannya dari sang kekasih hati ? pasti sering kan ? banyak sekali cerita tentang cinta dari yang bahagia hingga yang menyedihkan dan tragis. Tapi itu semua hanya cinta kepada sesama umat manusia.

Pernah tidak mendengar malihat temanmu yang bercerita sambil menangis ketika meninggalkan ibadahnya ? pernah tidak mendengar penyesalan telah meninggalkan kegiatan agamanya ? tentu jarang ! atau mungkin tidak sama sekali.

Inilah bedanya, kadang manusia suka lupa bahwa ia harus lebih mencintai sang penciptanya daripada umat manusia yang juga di ciptakan sang pencipta.


Opini :

Cinta itu merupakan suatu anugerah yang diberikan sang khalik kepada kita. Mengapa? Ya karena cinta itu indah, cinta itu semangat, dan cinta itu kebahagiaan. Ya seperti cinta kita terhadap sesama manusia(lawan jenis) ataupun kepada sang khalik. Nah tapi tetap kita harus bisa membedakan cinta kita terhadap sang khalik dan kepada sesama manusia.

Sumber : Buku MKDU Ilmu Budaya Dasar, Universitas Gunadarma.
       http://erabaru.net/kehidupan/41-cermin-kehidupan/12925-belas-kasih-merupakan-suatu-energi-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar